Langsung ke konten utama

Makna Kesederhanaan (Versi Pribadi)


Kali ini, saya ingin mencoba menulis tentang kesederhanaan tapi pakai versi sendiri. Sesuatu yang simpel namun nyatanya punya makna lebih. 

Saya ini cukup dibilang kalau lagi nggak ada kerjaan ya bisa gabut banget, tapi kalau udah sibuk ya bisa sampai lupa waktu juga. Nah, kebetulan saya ini lagi nggak ada kerjaan a.k.a gabut, lalu seketika ada banyak pikiran di kepala saya yang melintas sampai akhirnya saya menulis.

Saya suka senyum-senyum sendiri ngeliat orang lain yang bisa enjoy dengan kesederhanaannya. Entah dari segi fisiknya, tutur bahasanya, pergaulannya, atau lainnya. Menyenangkan.

Bagi saya, barang yang kita pakai, makanan yang kita makan, rumah yang kita tinggali sehari-hari semuanya hanya titipan Tuhan. Jadi ya sudah, sederhana saja. Ndak usah neko-neko.

Simpelnya gini,
Teman mu punya jam tangan yang harganya 500 ribu, sedangkan kamu hanya punya jam tangan yang harganya 50 ribu. Tapi kita bisa liat sebenernya apa tujuan kita beli jam tangan tersebut. Mau liat waktu atau mau supaya keliatan modis? Kalau saya pribadi sih, biar nggak telat aja kalau ngampus atau berpergian sama buat patokan waktu hehe.

Tapi, nggak masalah.
Sebenernya, kembali lagi ke diri sendiri.
Hidup itu pilihan. 
Tinggal pilih, kamu mau yang mana? :)

Yang terpenting bagi saya,
Just be your self.
Jadi diri sendiri itu penting, terlebih bisa di match dengan gaya mu sendiri yang sederhana, enak diliat, dan pastinya nggak melanggar dari aturan.

. . .

Selamat menjadi sederhana!

Love,
Mei.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My PBL, My Adventure

Sudah seminggu ini, saya merindukan kegiatan PBL. PBL atau kepanjangan dari Praktik Belajar Lapangan merupakan salah satu mata kuliah semester 6 di UHAMKA. Dimulai dari pembagian kelompok. Sebenarnya kelompok ini dipilih oleh dosen, dan alhamdulillah nya dapet kelompok angka kesukaan yaitu 8. Yaa...meskipun apalah arti sebuah angka, tapi seneng aja gitu 😆 Ditambah anak-anaknya seru, asik, lucu, tahan banting, humoris, bisa diajak kerja sama, dan juga sabar. Nggak nyangka kami semua dipersatukan hahaha. Dimulai dari ketua, seketaris, bendahara, sampai PJ-PJ lainnya. Pembagian tugas piket pun dibagi-bagi sama kita biar adil aja hehe. 1. Edo : sang ketua, sabar, penyayang penuh kasih sayang, katanya sih aleman, kang kentut, dan sangat tidak pendiam. 2. Resa : ahli mengepel lantai dan sangat patuh terhadap apa yang diperintahkan oleh temen-temen. 3. Ka diena : yang paling tua, suka motivasiin anak-anak, demennya ngebully icamey, dan sangat humoris meskipun tampan

Rahasianya Peraturan Hidup

Pernah suatu hari, saya merasa diri ini terbebani dengan segala aktivitas. Penat, iya. Capek, pasti. Jenuh, udah suatu hal yang sering saya alami. Tapi saya nggak pernah buat coba ungkapin, paling juga ke orang-orang terdekat dan itu belum menyembuhkan seutuhnya apa yang saya rasakan. Kemudian, saya mencoba menyingkir dari orang banyak dan itu malah membuat diri saya semakin tertekan. Saya sempet berpikir, sebenernya apa sih yang saya rasakan? Menyebalkan. Alhasil, tak ada satupun yang bisa menyemangati diri saya, lalu tiba-tiba saya langsung teringat sesuatu. Nggak tau kenapa saya pingin banget ada waktu luang bersama-Nya. Saya coba shalat Isya setelah pulang kuliah. Setelah itu baca Al-Qur'an terus dzikir, dan benernya perasaan saya semacam lega karena saya pun nangis setelahnya.  Bagi umat muslim, Al-Qur'an itu udah tuntunan hidup paling bener kalau mau hidup selamat. Tapi sebagai manusia yang punya nafsu, kadang kita udah tau yang bener nya apa, tapi masih aj