Langsung ke konten utama

Rahasianya Peraturan Hidup


Pernah suatu hari, saya merasa diri ini terbebani dengan segala aktivitas. Penat, iya. Capek, pasti. Jenuh, udah suatu hal yang sering saya alami. Tapi saya nggak pernah buat coba ungkapin, paling juga ke orang-orang terdekat dan itu belum menyembuhkan seutuhnya apa yang saya rasakan. Kemudian, saya mencoba menyingkir dari orang banyak dan itu malah membuat diri saya semakin tertekan. Saya sempet berpikir, sebenernya apa sih yang saya rasakan? Menyebalkan.

Alhasil, tak ada satupun yang bisa menyemangati diri saya, lalu tiba-tiba saya langsung teringat sesuatu. Nggak tau kenapa saya pingin banget ada waktu luang bersama-Nya. Saya coba shalat Isya setelah pulang kuliah. Setelah itu baca Al-Qur'an terus dzikir, dan benernya perasaan saya semacam lega karena saya pun nangis setelahnya. 

Bagi umat muslim, Al-Qur'an itu udah tuntunan hidup paling bener kalau mau hidup selamat. Tapi sebagai manusia yang punya nafsu, kadang kita udah tau yang bener nya apa, tapi masih aja ngikutin nafsu. Misal, hari ini kita menyakiti orang lain, tunggu waktu nya nanti ada orang lain yang menyakiti kita. Hari ini kita tipu orang, nanti ada waktunya orang tipu kamu atau ada musibah datang. 

Saya pernah baca kitab suci saya (Al-Qur'an) yang bunyinya :

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.” (Q.S: al-Isra’: 7)

Dari situ, saya langsung sadar kalau apa yang selama ini saya kerjakan, saya akan mendapat balasannya. Simpelnya tuh, mirip-mirip hukum karma. Jadi, kalau diri saya pribadi, saya percaya bahwa segala sesuatu yang kita tanam pasti kita akan menuainya. Apapun itu.

Jadi hukum pertama yang saya simpulkan adalah, ndak boleh jahat sama mahluk Tuhan. Karena ada teori juga yang bilang kalau kita semua ini sebenarnya saling terhubung. We're all connected. Makanya kenapa kalau kita nyakitin orang lain itu sama dengan menyakiti diri sendiri. Kalau yang belum sadar hukum ini, licikin orang lain juga mungkin ngerasa nya untung, padahal realita nya dia lagi menipu diri sendiri. 

Lalu, yang selanjutnya adalah berharap kepada makhluk. Nah ini, PR saya banget karena saya sering ngerasa sedih, kecewa, kesal, dan hati nggak tenang mungkin karena saya terlalu bergantung dengan makhluk. Saya ingin mencoba lepaskan aja. Toh, kalau kita sudah berusaha berbuat baik, lalu selanjutnya biar Tuhan saja yang membalas. Lantas? Ya pasrahkan saja. Memang sih, teorinya gampang, tapi praktiknya yang sulit. Karena saya pun masih tahap belajar untuk tidak terlalu berharap kepada makhluk Allah.


Kedua adalah the power of letting go and acceptance. Jadi makna berserah/pasrah sepenuhnya pada Tuhan itu penting parah. Setelah kita usaha maksimal pastinya. Ibaratnya, kita udah belajar mati-matian untuk ujian. Kita keluarin semua power kita, terus besoknya kita serahin semua ke Tuhan. Itu rasanya plong. Aslik.

Terus yang nggak kalah penting adalah menerima. ini saya pernah cobain, enak banget kalo kita bisa legowo/nerima. Karena yang bikin hidup jadi rumit/susah itu ya karena kita sendiri nggak nerima. Misal, kita nggak salah apa-apa, terus ada orang yang jahat sama kita. Atau ada yang menjudge diri kita. Mengejek diri kita. Mengucilkan diri kita. Mau kita balas tuh orang dengan kejahatan yang kita punya juga nggak akan ngaruh apa-apa ke hidup kita dan orang itu. Malah justru memperburuk keadaan. Tapi kalau dibalas dengan kebaikan dan do'ain orang itu, percaya aja Tuhan tidak pernah tidur. 

Kalau di agama saya, katanya muslim itu segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya pasti baik. Saya percaya itu, karena saya yakin Tuhan itu Maha Penyayang dan nggak mungkin jahat sama hambanya. Misal kita ada di derajat rendah, terus Tuhan  pengen angkat derajat kita, caranya? Dikasihlah tuh ujian biar kita naik kelas. Misal kita banyak dosa, di kasihlah sakit buat penggugur dosanya. Dan banyak hal yang bisa kita ambil pelajaran dan makna di balik semuanya kalau kita mau mengamati lebih dalam.


Terus, rahasia selanjutnya adalah :
You Must Grow Up!
Yap, kamu harus bertumbuh. Karena setiap orang punya masa lalu yang tidak selalu baik. Nah, disinilah kamu bisa memanfaatkan untuk memperbaiki diri jadi lebih baik. Orang lain bisa berkomentar mengenai dirimu. Tapi, yang lebih tahu diri kamu ya kamu sendiri dan Tuhan. Biarkan saja orang berkata apa, kalau kata lagu nya Wahyu mah yang penting selow ~


Pengamatan saya selanjutnya adalah tentang waktu. Segala sesuatu punya waktu nya masing-masing. Baik itu waktu untuk sadar, waktu untuk bersinar, atau waktu untuk di panggil pulang. Jadi kalau waktu nya udah datang, harus terima. 

Kamu bisa sukses dari pengorbanan besarmu, itu waktu yang akan balas. Kamu telah sabar menunggu seseorang, itu waktu yang akan mempertemukanmu dengan jodohmu. Kamu sakit dan waktu hidup mu sudah habis, itu waktu yang akan mengembalikanmu kepada-Nya. Dan, banyak waktu-waktu lainnya.


Sekian dulu yah, jurnalnya.

Semoga kita semua dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin! Aamiin allahumma aamiin...

. . .

Good night!

Love, Mei

23.20
Pertengahan Bulan Desember

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My PBL, My Adventure

Sudah seminggu ini, saya merindukan kegiatan PBL. PBL atau kepanjangan dari Praktik Belajar Lapangan merupakan salah satu mata kuliah semester 6 di UHAMKA. Dimulai dari pembagian kelompok. Sebenarnya kelompok ini dipilih oleh dosen, dan alhamdulillah nya dapet kelompok angka kesukaan yaitu 8. Yaa...meskipun apalah arti sebuah angka, tapi seneng aja gitu 😆 Ditambah anak-anaknya seru, asik, lucu, tahan banting, humoris, bisa diajak kerja sama, dan juga sabar. Nggak nyangka kami semua dipersatukan hahaha. Dimulai dari ketua, seketaris, bendahara, sampai PJ-PJ lainnya. Pembagian tugas piket pun dibagi-bagi sama kita biar adil aja hehe. 1. Edo : sang ketua, sabar, penyayang penuh kasih sayang, katanya sih aleman, kang kentut, dan sangat tidak pendiam. 2. Resa : ahli mengepel lantai dan sangat patuh terhadap apa yang diperintahkan oleh temen-temen. 3. Ka diena : yang paling tua, suka motivasiin anak-anak, demennya ngebully icamey, dan sangat humoris meskipun tampan

Makna Kesederhanaan (Versi Pribadi)

Kali ini, saya ingin mencoba menulis tentang kesederhanaan tapi pakai versi sendiri. Sesuatu yang simpel namun nyatanya punya makna lebih.  Saya ini cukup dibilang kalau lagi nggak ada kerjaan ya bisa gabut banget, tapi kalau udah sibuk ya bisa sampai lupa waktu juga. Nah, kebetulan saya ini lagi nggak ada kerjaan a.k.a gabut, lalu seketika ada banyak pikiran di kepala saya yang melintas sampai akhirnya saya menulis. Saya suka senyum-senyum sendiri ngeliat orang lain yang bisa enjoy dengan kesederhanaannya. Entah dari segi fisiknya, tutur bahasanya, pergaulannya, atau lainnya. Menyenangkan. Bagi saya, barang yang kita pakai, makanan yang kita makan, rumah yang kita tinggali sehari-hari semuanya hanya titipan Tuhan. Jadi ya sudah, sederhana saja. Ndak usah neko-neko. Simpelnya gini, Teman mu punya jam tangan yang harganya 500 ribu, sedangkan kamu hanya punya jam tangan yang harganya 50 ribu. Tapi kita bisa liat sebenernya apa tujuan kita beli jam tangan tersebut.