Langsung ke konten utama

Introvert Conversation

Picture From Google

Sudah sebulanan, saya nggak menulis di blog dan rasanya kayak ada yang aneh semacam ngerasa tangan gatel nggak tahu kenapa tapi mau nulis juga harus mikir mau nulis apa kan hehe. Dan tiba-tiba, ide itu seketika muncul secara tiba-tiba. Jadi, saya langsung berinisiatif untuk menulis. 

. . .

Ketika saya kecil dulu, saya berpikir dan pernah merasa kalau diri saya berbeda dari anak-anak lain.

Waktu kecil, saya sering mengamati orang, guru-guru, dan teman-teman saya. Saya takjub kenapa ada orang yang bisa asal ceplas-ceplos ngomong di depan umum atau banyak orang. Sampe saya sekolah, bicara di depan umum bukanlah perkara mudah untuk saya. Saya selalu pusing kalau terlalu lama di tengah keramaian orang. Itu kenapa, saya tidak menyukai pesta dan tidak tertarik dengan hal-hal berbau seperti itu.

Dulu, saya juga kalau nerima telepon mendadak, otak saya semacem konslet, terputus koneksinya dan nggak bisa mikir. Makannya saya lebih suka komunikasi secara tertulis. Saya adalah orang yang sangat menyukai privasi. Jadi kalau saya lagi fokus terus banyak orang liat atau lalu lalang, saya nggak bisa fokus. Dan yang lebih anehnya, saya kurang suka berbagi kehidupan pribadi. Di blog ini pun, saya suka kalau orang lain yang baca itu nggak kenal dengan saya, tapi kalau yang baca teman dekat atau orang yang kenal saya, saya menjadi kurang nyaman. 

Weird right? 

Mungkin ada yang bilang 
"Yaelah, bodo amatlah nggak usah dipikirin." Jawaban saya adalah, kalau kalian nggak pernah ngerasain rasanya gimana, elu nggak bisa ngomong seenak udel. Cuma introvert yang ngerti rasanya jadi introvert.

Dalam waktu yang lama saya sering memikirkan kenapa saya berbeda. Lalu saya menemukan jenis kepribadian extrovert dan introvert. Dan itu menjelaskan begitu banyak hal.

Saya menjadi faham kenapa saya tidak suka keramaian, kenapa saya lebih banyak membutuhkan waktu untuk sendiri, kenapa saya tidak terlalu suka bersosialisasi dengan banyak orang, dll. Lalu saya tau kalau saya tipe ISFJ. Dari situ saya mulai menerima dan memahami diri saya, bahwa tidak ada yang salah dengan saya. Saya hanya memiliki cara mengekspresikan diri yang berbeda. Dikatakan bahwa introvert memang lebih banyak mengamati dan mendengar daripada berbicara, karenanya orang berkepribadian introvert cenderung mempunyai kedalaman rasa dan pikiran.

Melihat sosok introvert yang senang menyendiri (katanya), tapi tetep yang namanya manusia itu mahluk sosial, harus tetep bergaul karena itu kebutuhan otak. Saya termasuk tipe yang bisa hahaha hihihi di awal, ngguyon-ngguyon receh, tapi ndak bisa lama-lama. Karena basicly saya tipenya pengamat. Terus rasa takut bicara di depan umum itu lama-lama hilang sejak saya kuliah karena sering presentasi, banyak baca buku tentang orang hebat, dll. 
I try to develop myself.

Bagi saya,
Baik introvert maupun ekstrovert, tidak ada yang salah. Karena setiap manusia mempunyai kemampuan cara yang berbeda dalam mengekspresikan dirinya masing-masing. Bahkan sampai sekarang, saya nggak pernah minder kalau saya seperti ini. Saya senang menjadi diri sendiri dan lebih bersyukur.

Salam, introvert.

Meisya :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My PBL, My Adventure

Sudah seminggu ini, saya merindukan kegiatan PBL. PBL atau kepanjangan dari Praktik Belajar Lapangan merupakan salah satu mata kuliah semester 6 di UHAMKA. Dimulai dari pembagian kelompok. Sebenarnya kelompok ini dipilih oleh dosen, dan alhamdulillah nya dapet kelompok angka kesukaan yaitu 8. Yaa...meskipun apalah arti sebuah angka, tapi seneng aja gitu 😆 Ditambah anak-anaknya seru, asik, lucu, tahan banting, humoris, bisa diajak kerja sama, dan juga sabar. Nggak nyangka kami semua dipersatukan hahaha. Dimulai dari ketua, seketaris, bendahara, sampai PJ-PJ lainnya. Pembagian tugas piket pun dibagi-bagi sama kita biar adil aja hehe. 1. Edo : sang ketua, sabar, penyayang penuh kasih sayang, katanya sih aleman, kang kentut, dan sangat tidak pendiam. 2. Resa : ahli mengepel lantai dan sangat patuh terhadap apa yang diperintahkan oleh temen-temen. 3. Ka diena : yang paling tua, suka motivasiin anak-anak, demennya ngebully icamey, dan sangat humoris meskipun tampan

Rahasianya Peraturan Hidup

Pernah suatu hari, saya merasa diri ini terbebani dengan segala aktivitas. Penat, iya. Capek, pasti. Jenuh, udah suatu hal yang sering saya alami. Tapi saya nggak pernah buat coba ungkapin, paling juga ke orang-orang terdekat dan itu belum menyembuhkan seutuhnya apa yang saya rasakan. Kemudian, saya mencoba menyingkir dari orang banyak dan itu malah membuat diri saya semakin tertekan. Saya sempet berpikir, sebenernya apa sih yang saya rasakan? Menyebalkan. Alhasil, tak ada satupun yang bisa menyemangati diri saya, lalu tiba-tiba saya langsung teringat sesuatu. Nggak tau kenapa saya pingin banget ada waktu luang bersama-Nya. Saya coba shalat Isya setelah pulang kuliah. Setelah itu baca Al-Qur'an terus dzikir, dan benernya perasaan saya semacam lega karena saya pun nangis setelahnya.  Bagi umat muslim, Al-Qur'an itu udah tuntunan hidup paling bener kalau mau hidup selamat. Tapi sebagai manusia yang punya nafsu, kadang kita udah tau yang bener nya apa, tapi masih aj

Makna Kesederhanaan (Versi Pribadi)

Kali ini, saya ingin mencoba menulis tentang kesederhanaan tapi pakai versi sendiri. Sesuatu yang simpel namun nyatanya punya makna lebih.  Saya ini cukup dibilang kalau lagi nggak ada kerjaan ya bisa gabut banget, tapi kalau udah sibuk ya bisa sampai lupa waktu juga. Nah, kebetulan saya ini lagi nggak ada kerjaan a.k.a gabut, lalu seketika ada banyak pikiran di kepala saya yang melintas sampai akhirnya saya menulis. Saya suka senyum-senyum sendiri ngeliat orang lain yang bisa enjoy dengan kesederhanaannya. Entah dari segi fisiknya, tutur bahasanya, pergaulannya, atau lainnya. Menyenangkan. Bagi saya, barang yang kita pakai, makanan yang kita makan, rumah yang kita tinggali sehari-hari semuanya hanya titipan Tuhan. Jadi ya sudah, sederhana saja. Ndak usah neko-neko. Simpelnya gini, Teman mu punya jam tangan yang harganya 500 ribu, sedangkan kamu hanya punya jam tangan yang harganya 50 ribu. Tapi kita bisa liat sebenernya apa tujuan kita beli jam tangan tersebut.