Langsung ke konten utama

Bagian Terbaik


Jika ada seseorang datang menyapamu, mengenalimu, bahkan mencoba memasuki kehidupanmu atau lebih dari sekedar itu semua, cobalah cari bagian terbaik itu. 

Jika belum juga kau temukan, coba kau lihat bagian mana yang bisa kau dapati bagian terbaik.

Bisa jadi bagian terbaik itu adalah dari niat yang tulus meskipun dirimu tak pernah menyadari akan hal itu.

Bisa jadi pula karena perjuangannya yang patut kau puji.

Atau karena kesabaran luar biasa yang seharusnya bisa kau teladani, dan hal-hal kecil lainnya.

Pernah ndak, kalian bertemu seseorang?
Siapapun. 
Baik itu saudara, teman-teman, bahkan orang asing sekalipun yang mencoba datang dan membuat hidupmu menjadi lebih berarti?

Aku pernah.

. . .

Dari mereka semua, aku banyak belajar.
1. Dari mereka semua, aku belajar menghargai makna kesetiaan.
2. Dari mereka semua, aku belajar akan utuhnya menjaga perasaan.
3. Dari mereka semua pula, aku belajar banyak akan kehilangan.

Bahkan, sampai tingkat kesabaran. 
Kadang kita lupa, bahwa sabar itu menentramkan, menenangkan. Aku yang masih jauh dari rasa sabar, masih terus berusaha mencoba. Nggak peduli orang-orang mengomentari apa atau beranggapan apa.

Karena diriku percaya :
Innalaha ma'asshobirin...
"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang sabar"

Manusia memang silih berganti. 
Ada yang datang, ada pula yang pergi.
Jangan pernah engkau sesali atau engkau jauhi. 
Ucapkan terima kasih kepadanya dan selalu do'akan yang terbaik untuk mereka :)

Karena, bisa jadi mereka semua ini titipan Tuhan yang membuatmu banyak belajar akan kehidupan.

Semoga orang-orang yang datang, 
Bisa kita temukan bagian terbaik.

Walau sekecil apapun bagian terbaik itu.

Jangan pernah engkau lewati.

Love,

Meisya :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My PBL, My Adventure

Sudah seminggu ini, saya merindukan kegiatan PBL. PBL atau kepanjangan dari Praktik Belajar Lapangan merupakan salah satu mata kuliah semester 6 di UHAMKA. Dimulai dari pembagian kelompok. Sebenarnya kelompok ini dipilih oleh dosen, dan alhamdulillah nya dapet kelompok angka kesukaan yaitu 8. Yaa...meskipun apalah arti sebuah angka, tapi seneng aja gitu 😆 Ditambah anak-anaknya seru, asik, lucu, tahan banting, humoris, bisa diajak kerja sama, dan juga sabar. Nggak nyangka kami semua dipersatukan hahaha. Dimulai dari ketua, seketaris, bendahara, sampai PJ-PJ lainnya. Pembagian tugas piket pun dibagi-bagi sama kita biar adil aja hehe. 1. Edo : sang ketua, sabar, penyayang penuh kasih sayang, katanya sih aleman, kang kentut, dan sangat tidak pendiam. 2. Resa : ahli mengepel lantai dan sangat patuh terhadap apa yang diperintahkan oleh temen-temen. 3. Ka diena : yang paling tua, suka motivasiin anak-anak, demennya ngebully icamey, dan sangat humoris meskipun tampan

Rahasianya Peraturan Hidup

Pernah suatu hari, saya merasa diri ini terbebani dengan segala aktivitas. Penat, iya. Capek, pasti. Jenuh, udah suatu hal yang sering saya alami. Tapi saya nggak pernah buat coba ungkapin, paling juga ke orang-orang terdekat dan itu belum menyembuhkan seutuhnya apa yang saya rasakan. Kemudian, saya mencoba menyingkir dari orang banyak dan itu malah membuat diri saya semakin tertekan. Saya sempet berpikir, sebenernya apa sih yang saya rasakan? Menyebalkan. Alhasil, tak ada satupun yang bisa menyemangati diri saya, lalu tiba-tiba saya langsung teringat sesuatu. Nggak tau kenapa saya pingin banget ada waktu luang bersama-Nya. Saya coba shalat Isya setelah pulang kuliah. Setelah itu baca Al-Qur'an terus dzikir, dan benernya perasaan saya semacam lega karena saya pun nangis setelahnya.  Bagi umat muslim, Al-Qur'an itu udah tuntunan hidup paling bener kalau mau hidup selamat. Tapi sebagai manusia yang punya nafsu, kadang kita udah tau yang bener nya apa, tapi masih aj

Makna Kesederhanaan (Versi Pribadi)

Kali ini, saya ingin mencoba menulis tentang kesederhanaan tapi pakai versi sendiri. Sesuatu yang simpel namun nyatanya punya makna lebih.  Saya ini cukup dibilang kalau lagi nggak ada kerjaan ya bisa gabut banget, tapi kalau udah sibuk ya bisa sampai lupa waktu juga. Nah, kebetulan saya ini lagi nggak ada kerjaan a.k.a gabut, lalu seketika ada banyak pikiran di kepala saya yang melintas sampai akhirnya saya menulis. Saya suka senyum-senyum sendiri ngeliat orang lain yang bisa enjoy dengan kesederhanaannya. Entah dari segi fisiknya, tutur bahasanya, pergaulannya, atau lainnya. Menyenangkan. Bagi saya, barang yang kita pakai, makanan yang kita makan, rumah yang kita tinggali sehari-hari semuanya hanya titipan Tuhan. Jadi ya sudah, sederhana saja. Ndak usah neko-neko. Simpelnya gini, Teman mu punya jam tangan yang harganya 500 ribu, sedangkan kamu hanya punya jam tangan yang harganya 50 ribu. Tapi kita bisa liat sebenernya apa tujuan kita beli jam tangan tersebut.